Mumu Hilang!

Duh, di mana, ya? Nana mencari-cari di sekeliling kamar. Seingatnya, ia meletakkannya di atas tempat tidur setelah bermain kemarin malam. Di mana, ya? Nana sudah ingin menangis. Ia mencari lagi di bawah tempat tidur, di kolong meja, di atas lemari, tidak ada juga. Nana berlari ke dapur.

“Bundaaa …,” panggil Nana.

Bunda yang sedang memasak melihat sebentar ke arah Nana.

“Ada apa?” tanya Bunda.

“Bunda, bantu Nana cari Mumu,” kata Nana sambal menarik-narik baju Bunda.

“Eh … eh …, jangan Tarik-tarik. Bunda kan lagi masak,” sahut Bunda.

“Tapi Mumu hilaaang!” Nana mulai menangis.

Bunda menyelesaikan masakannya, mematikan kompor. Lalu mengajak Nana duduk di meja makan. Nana menurut sambal menangis.

“Nana ingat, di mana menaruh Mumu?”

Nana mengingat-ingat. Semalam, ia bermain bersama boneka kelinci pink kesukaannya itu. Boneka kelinci itu hadiah dari Tante Amira, adik Bunda untuk ulang tahunnya yang ketujuh bulan Januari lalu.

“Nana main di atas tempat tidur, Bunda. Habis itu, Nana tidur sama Mumu,” kata Nana. Ia sudah tidak menangis lagi.

“Ayo, kita lihat di kamar,” kata Bunda sambal berjalan menuju kamar diikuti Nana.

Ooww … kamar Nana berantakan sekali. Mainan berserakan di lantai. Buku-buku bacaan bertebaran di tempat tidur. Baju juga banyak yang tergantung di kursi meja belajar.

Nana tahu, Nana salah. Bunda sudah sering mengingatkannya untuk meletakkan kembali semua barang atau mainan yang dipakainya ke tempat semula. Tapi, Nana suka menunda. Nanti saja, nanti saja.

“Nana tahu, apa yang harus dilakukan agar Mumu ketemu?” tanya Bunda.

“Merapikan kamar sedikit demi sedikit,” kata Nana. Ia menunduk. Pasti capek dan lama, pikirnya.

“Makin lama Nana berpikir, makin lama juga Mumu akan ketemu, kan?”

Nana mengangguk, iya Bunda benar. Nana mulai membereskan kamarnya. Mulai dari buku yang berserakan di tempat tidur, ia kembalikan ke meja belajar dan rak buku di samping tempat tidur. Setelah itu, ia memasukkan semua mainan ke kotak dan keranjangnya. Nana memunguti baju yang bertebaran di lantai dan memasukkannya ke keranjang baju kotor.

Nana hampir menyerah. Ia capek sekali membersihkan kamar yang berantakan. Kalua saja ia selalu membereskan semua mainan dan buku setelah digunakan, tidak akan secapek ini. Tapi, tidak ada gunanya menyesal, kan? Nana semangat lagi membereskan kamar dibantu Bunda.

“Itu Mumu!” teriak Nana ketika melihat Mumu ada di bawah selimut yang jatuh dekat meja tempat tidur.

Nana memeluk Mumu, ia senang sekali bisa menemukan boneka kelinci kesayangannya.

“Alhamdulillah, Mumu sudah ketemu,” kata Bunda sambal duduk di samping Nana.

“Makasih ya, Bunda, sudah membantu Nana membereskan kamar dan menemukan Mumu.” Nana memeluk Bunda.

“Nah, gimana rasanya kehilangan barang? Tidak enak, kan? Apalagi kalua kamar berantakan, akan sulit menemukannya.” Bunda mengelus kepala Nana.

“Iya, maafin Nana ya, Bunda,” kata Nana.

“Nana janji, akan menjaga kebersihan dan kerapian kamar,” janji Nana.