
Gawat! Bukit Musim Semi di Negeri Peri terserang wabah. Para peri penjaga musim semi terkena penyakit aneh. Mereka menjadi kaku seperti patung, tidak bisa bergerak. Padahal sekarang sudah mendekati bulan Maret. Seharusnya, festival musim semi sudah dipersiapkan.
Biasanya, para peri musim semi mulai membuat cat aneka warna untuk mewarnai kuncup-kuncup bunga. Mereka juga mulai bersiap membangunkan hewan yang berhibernasi. Lalu, bagaimana?
Peri musim dingin kebingungan. Mereka mengumpulkan peri musim panas dan peri musim gugur. Peri musim semi harus diselamatkan! Peri Alba, dokter dari musim gugur mencoba memeriksa para peri musim semi.
“Mereka terkena serangan virus! Aku akan membuatkan obat herbal untuk mereka. Kalian, bantu memberikan obatnya, ya.” Peri Alba memerintah para peri musim gugur.
“Apa yang bisa kami lakukan?” tanya para peri musim panas.
“Kita bersiap membuat cat untuk bunga-bunga yang akan segera mekar,” kata Peri Amatera, pemimpin peri musim panas.
Peri musim panas mengangguk setuju. “Benar, jadi nanti kalau peri musim semi sudah sembuh, mereka bisa langsung bekerja mewarnai bunga.”
“Kita tetap melakukan tugas sampai musim dingin selesai,” kata Peri Glacio. Peri musim salju memgangguk setuju.
Mulailah masing-masing peri bekerja. Peri Alba dengan tekun memeriksa dan membuat obat untuk para peri musim semi. Dibantu peri musim gugur, ia memberikan obat pada mereka yang sakit.
Peri musim panas mengumpulkan berbagai warna, dan mulai membuat cat dari bahan yang ada. Namun, karena mereka tidak pernah membuat cat, beberapa kali mereka gagal.
“Aduh, aku terlalu banyak menuang warna merah ke cat kuning, jadi jingga gelap, deh! Padahal seharusnya jingga terang,” keluh satu peri musim gugur.
Di sudut lain, terdengar tawa keras. Ternyata, seorang peri tertumpah cat hingga seluruh tubuhnya berwarna ungu. Ia terkejut saat temannya bersin, hingga jatuh dan ember cat yang dibawanya terlempar ke udara, lalu jatuh menimpanya.
“Siapkan juga makanan untuk para hewan. Mereka pasti perlu makanan setelah lama tidur,” kata Peri Glacio.
“Sstt, kamu tahu apa makanan kelinci?” tanya seorang peri musim panas pada temannya.
“Daging?” sahut yang lain.
Mereka tidak tahu apa makanan kelinci, karena selama ini hanya bertugas mengatur banyak sinar matahari yang memancar, menggerakkan awan, dan mengumpulkan butir air untuk dijadikan hujan.
“Kelinci makan serangga,” jawab peri musim panas yang memakai topi merah.
“Tapi aku pernah mengintip, kelinci makan wortel,” kata peri yang lain.
Akhirnya mereka pergi ke perpustakaan Negeri Peri untuk mencari tahu. Ternyata benar, makanan kelinci adalah wortel. Mereka meminjam buku ensiklopedia hewan itu untuk mempelajari makanan hewan lain.
Semua tantangan yang dihadapi para peri tidak membuat mereka menyerah. Para peri bahu membahu menyelesaikan tugas, demi terciptanya musim semi yang indah.
Tugas Peri Alba dan peri musim gugur lainnya sudah selesai. Mereka sudah membuat obat dan meminumkannya pada para peri musim semi. Pelan-pelan, peri musim semi mulai sembuh. Tubuh mereka tidak kaku lagi. Semua penghuni bukit peri berbahagia.
“Terima kasih, teman-teman semua atas bantuannya. Berkat kalian, kami semua sudah sehat,” kata Peri Aurelia, pemimpin peri musim semi.
“Sudah tugas kami membantu, Peri Aurelia. Semoga kalian segera sehat dan bisa bertugas kembali.”
Berkat obat yang dibuat Peri Alba, akhirnya para peri musim semi sembuh sempurna. Mereka bisa bekerja tepat waktu. Bersyukur juga para peri musim panas dan musim gugur membantu menyiapkan perlengkapan, sehingga peri musim semi bisa bekerja dengan lancar.
Tepat tanggal 21 Maret, musim salju berganti musim semi. Bunga-bunga bermekaran dengan warna-warni yang indah. Hewan-hewan yang berhibernasi bangun dari tidur panjang mereka. Burung-burung berkicau, menyambut udara yang menghangat.
Para peri empat musim bergembira menyambut musim semi. Indahnya saling bergotong royong dan saling bantu.