Sekolah itu Menyenangkan!

Ratna Hadi

PanPan si panda kecil terlihat sedih. Besok hari pertama sekolah. Bu Pan, ibu PanPan, sudah membantunya menyiapkan semua keperluan sekolah. Buku, tas, dan alat tulis semua baru. Seharusnya Pan Pan senang, tapi ia malah bingung dan sedih.

“PanPan, kamu kenapa, Nak?” tanya BuPan mendekati PanPan yang sedang duduk di ruang tengah.

“PanPan nggak mau sekolah!” seru PanPan.

“Lho, kenapa?” BuPan duduk di dekat PanPan.

PanPan duduk di pangkuan BuPan. Ia memainkan jari-jari ibunya. BuPan mengelus kepala PanPan.

“Sekolah itu menyenangkan, loh! Kamu bisa bermain di sekolah, punya banyak teman, dan bu guru yang baik. Bu Dombi itu orang yang sabar dan ramah pada anak-anak,” kata BuPan.

PanPan masih diam. Ia takut tidak bisa berteman di sekolah. Ia takut tidak ada yang mau bermain bersamanya.

Keesokan pagi, PanPan duduk di teras rumah. Ia Menunggu BuPan yang akan mengantarnya ke sekolah. Semalam, BuPan berjanji akan mengantarkan PanPan sekolah di hari pertama.

Setelah siap, mereka berangkat. Dalam perjalanan, BuPan menceritakan pengalamannya waktu sekolah dulu. PanPan mendengarkan dengan enggan. Akhirnya mereka sampai di sekolah.

“Nah, kamu masuk ya? Ibu hanya bisa mengantar sampai di sini,” kata  BuPan. Mata PanPan berkaca-kaca menatap ibunya.

“Hai,” sapa kelinci kecil.

“Hai, siapa nama kamu?” tanya BuPan.

“Saya Cici,” sahutnya, “ayo, kita masuk!” Cici mengajak PanPan masuk.

PanPan menatap ibunya ragu. BuPan memeluk PanPan dan berbisik, “Nanti ibu jemput, ya. Bersenang-senanglah bersama teman-teman!”

PanPan dan Cici masuk ke sekolah. Di sana sudah ada Zebi si jerapah, Tigo si harimau, dan Bimbi si domba lucu. Cici mengenalkan PanPan pada semua.

Auuummmm…  PanPan berlari bersembunyi di balik pintu mendengar suara itu.

Semua tertawa melihat sikap PanPan. “Jangan takut, itu si Tigo. Dia memang suka sekali menggoda,” kata Cici.

Tigo si harimau tertawa, “Maafkan aku ya, PanPan. Aku suka bercanda.”

“Ayo, kita duduk!” ajak Cici.

PanPan duduk di dekat teman barunya, si kelinci kecil yang lucu. Cici bisa membuat PanPan merasa aman.

“Eh, Bu Dombi datang!” seru Zebi.  Mereka segera duduk di kursi masing-masing.

PanPan gelisah sekali. Ia takut mendapat guru yang galak. Bagaimana kalau Bu Dombi tidak sebaik yang dibilang ibu? Bagaimana kalau ternyata, Bu Dombi suka mencubit? PanPan menggelengkan kepalanya.

“Selamat pagi, anak-anak hebat!” Terdengar suara Bu Dombi yang ceria dan ramah.

“Selamat pagi, Bu!” sahut para murid serempak.

Wah, ternyata Bu Dombi ramah sekali. PanPan senang sekali melihat Bu Dombi berbicara. Ia menceritakan dongeng yang sangat bagus. Mereka bermain, bernyanyi, dan main tebak-tebakan nama buah.

Tidak terasa, waktu sekolah sudah usai. Bel berdering sangat keras. Semua bersorak senang, begitu juga PanPan. Ia bahagia sekali, ternyata hari pertama sekolah sangat menyenangkan.

PanPan dan teman-temannya berhamburan keluar kelas. BuPan sudah menunggu di depan gerbang. Ia berlari dengan ceria menyambut dan memeluk ibunya.

“Bagaimana hari pertama sekolah?” tanya BuPan.

“Senang, Bu. Teman-teman baik semua. Bu Dombi juga baik sekali. Dia menceritakan dongeng yang bagus buat kita semua.” PanPan menceritakan kegiatannya di sekolah dengan bersemangat.

“Nah, jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan di sekolah, kan?”

“Iya, Bu! Besok, PanPan berangkat sekolah bersama Cici dan Zebi, ya. Rumah mereka ternyata dekat dengan rumah kita, loh!”

PanPan melangkah dengan gembira. Sekolah itu menyenangkan! Kita jadi punya banyak teman dan bisa bermain bersama. Tidak perlu takut karena di sekolah semua belajar bersama. Guru di sekolah juga sabar dan penyayang. PanPan tidak sabar menunggu besok pagi, saat berangkat sekolah bersama teman-temannya.