Siapa yang bisa menjamin, anak-anak kita akan terhindar dari kejahatan seksual ketika berada di luar rumah? Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara orang tua, lingkungan, masyarakat, dan juga negara dalam memberikan perlindungan hukum bagi warganya.
Kasus kekerasan yang makin meningkat dari tahun ke tahun, menjadi sebuah pemikiran tersendiri. Apa yang salah?
Tapi, daripada menyalahkan, akan lebih baik jika kita memilih untuk mulai mawas diri dan memberikan bekal pada anak-anak agar terhindar dari kejahatan seksual.
Anak-anak di bawah usia 5 tahun, menjadi sasaran paling rentan terjadi kejahatan seksual, bahkan dari kalangan terdekat mereka sendiri. Mereka belum mampu dan belum memiliki kekuatan untuk melindungi dirinya sendiri dari kejahatan. Anak usia 6-12 tahun pun bisa menjadi sasaran kejahatan seksual, karena mereka mulai suka bermain di luar rumah dan jauh dari pengawasan orang tua. Pun dengan anak-anak usia 13-18 tahun, mereka sudah bisa mengakses media dan tidak menutup kemungkinan menjadi korban kejahatan seksual melalui media online.
Bagian paling menakutkan dari terjadinya kejahatan seksual adalah:
- Dampak traumatis, anak pasti akan merasa trauma dengan kejahatan seksual yang terjadi padanya.
- Dampak Emosional dan Fisik
- Adanya gangguan psikologis
- Tidak menutup kemungkinan, anak korban kejahatan seksual akan menjadi pelaku kejahatan tersebut suatu saat nanti
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang solid antara keluarga, lingkungan masyarakat, pihak berwenang, dan juga pemerintah dalam melindungi anak-anak kita dari kejahatan seksual. Berikan pendidikan seksual sejak dini pada anak, lupakan kata tabu, agar mereka paham apa yang harus dilakukan agar mereka terhindar dari kejahatan seksual.
berikan kasih sayang yang cukup untuk memenuhi tangki cintanya, agar mereka selalu merasa aman dan terlindungi.
#harike9
#tantangan15hari
#Zona7pendidikanSeksualitas
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia